Siapa tak kenal Dutch Colony? Untuk pecinta specialty coffee khususnya di Singapura, nama ini sudah tidak asing lagi. Di luar Singapura, nama Dutch Colony sudah cukup dikenal sehingga kopi-kopi hasil sangrai mereka pun seringkali menjadi incaran para coffee enthusiasts.
Mungkin Anda termasuk yang menyukai kopi-kopi dari Dutch Colony?
Mari mengulik sedikit tentang kisah berdirinya Dutch Colony. Rumah sangrai ini pertama kali berdiri pada tahun 2014, menempati sebuah kios kecil yang berlokasi di Pasarbella, Turf City, Singapura.
Kini, Dutch Colony sudah memiliki 2 cabang cafe lainnya yaitu di Frankel Avenue dan EU Square di Clemenceu Avenue. Sementara itu, semua kegiatan roastery, workshops dan akademi dipindahkan dari Pasarbella ke Defu Lane. Di tempat inilah kami berkesempatan untuk melihat kegiatan sehari-hari mereka secara langsung.
Foto kredit: Dutch Colony Coffee
Soal prestasi, keberadaan Dutch Colony di industri kopi Singapura khususnya, tidak dapat disangkal lagi. Beberapa penghargaan yang telah mereka terima sebagai berikut:
- 2018 Singapore Cup Tasters Champion
- 2018/2017/2016 AICA Medallist Winner
- 2016 Singapore Aeropress Champion
- 2016 Singapore Cup Tasters 3rd Place
Kami disambut hangat oleh tim Dutch Colony yaitu Suhaimie Sukiman (co-founder dan Director of Coffee) dan Ahmad Zuhaimi (Business Development Manager). Sambil mencicipi cappuccino yang disajikan, kami ngobrol serius tapi santai tentang industri kopi di Indonesia dan Singapura. Nikmat sekali suasananya, karena saat itu Singapura hujan cukup deras.
Saat berkunjung, Suhaimie sedang melakukan training untuk barista-barista yang baru saja bergabung dengan Dutch Colony. Sambil mengikuti arahan Zu, kami menjelajah ke ruangan-ruangan yang lain. Selain sebagai tempat berkantor, tempat ini juga disebut sebagai Dutch Colony Roaster Academy. Ini dikarenakan mereka juga menyediakan beragam kelas dan training/sertifikasi seputar ilmu perkopian. Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi tempat mereka, Anda akan lihat ada ruangan yang didedikasikan khusus untuk melakukan beragam training tersebut. Ada tasting bar (yang biasanya digunakan untuk cupping), ada 3-5 mesin grinder dan 2 mesin pembuat espresso (salah satunya bermerek Gaggia Milano).
Mereka juga menyiapkan ruang penyimpanan green beans atau biji kopi yang khusus dilengkapi pengontrol suhu agar green beans tidak cepat rusak. Setiap bulannya, mereka bisa memasok beragam biji kopi dari seluruh dunia untuk disangrai dan didistribusikan ke semua cabang cafe serta pemesanan wholesale.
Saat berkunjung, terlihat proses sangrai sedang dilakukan sehingga kami hanya melihat kegiatannya dari jendela kaca. Dari luar jendela kaca, nampak mesin sangrai merek Bühler Roastmaster 20, yang mampu memanggang biji kopi hingga 80kg per batch-nya. Sementara ini, mereka hanya menyangrai kopi di hari Senin dan Selasa. Di akhir kunjungan, kami sempatkan berfoto bersama. Ohya, kami juga dapat oleh-oleh Dutch Blend dari Dutch Colony lho! Espresso blend ini terdiri dari campuran Fazenda Rodomunho, Finca La Plata Huila, dan Misty Valley Natural. Wah, ngga sabar deh untuk mencicipinya.
Jika Anda penikmat kopi dengan perpaduan brown sugar dan raisins dengan hints red fruits, Fazenda Passeio adalah pilihan yang cocok. Pas sekali dengan perjalanan mudik Lebaran yang sudah mulai dekat, jangan sampai kehabisan ya!
Tak kenal, maka tak sayang. Ini bukan sebuah pepatah tanpa makna. Dengan mengenali dan memahami cerita dibalik kopi yang kita nikmati, kedekatan itu akan lebih terasa. Ini sebabnya hingga sekarang kami percaya bahwa Coffee is not commodity, but community. Semoga di lain waktu kami punya kesempatan untuk berbagi cerita kopi yang lainnya ya! :)