Keseruan dan gegap gempita Indonesia Coffee Events 2019 baru saja berakhir. Bisa dibilang, tahun ini adalah tahun yang spesial, karena muncul wakil-wakil Indonesia baru yang berhasil menempati posisi teratas di level Nasional dan berhak maju mewakili nama Indonesia. Mereka adalah Mikael Fransiskus MJ yang akan berlaga di WBC 2019, Muhammad Fakhri yang akan berlaga di WBRC 2019, Restu Sadam Hasan yang akan berlaga di WLAC, dan Rahmat Fatrianto yang akan berlaga di WCTC. Selamat untuk para pemenang, kami turut bangga!
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kompetisi tingkat nasional ini selalu menjadi pembicaraan para pecinta dan pelaku industri kopi di Indonesia. Bagaimana tidak, di kompetisi tingkat inilah biasanya para kompetitor mengeluarkan semua jurusnya; termasuk memilih kopi dengan varietas yang langka dan kompleks dari sisi cita rasa. Tahun ini, hampir semua kompetitor menggunakan varietas Gesha, yang pernah kami bahas di postingan ini.
Selain Gesha dan Sidra serta Pacamara yang sebelumnya pernah kami bahas, kali ini kami akan mengangkat varietas Sudan Rume. Sudah pernahkah Anda mendengarnya? Yuk kenal lebih jauh tentang varietas langka ini!
Photo by Gerson Cifuentes on Unsplash
Mungkin banyak yang masih belum mengenal tentang Sudan Rume. Namun jika Anda cukup mengikuti perhelatan tahunan World Barista Championship, varietas inilah yang mengantarkan Sasa Sestic menjadi Juara 1 pada WBC 2015. Bahkan di tahun yang sama, Tim Wendelboe pernah melakukan cultivar cupping di kebun kopi Los Pirineos. Dari 50 kultivar yang ia cupping, nilai tertinggi jatuh pada varietas Sudan Rume. Bahkan, ia pernah sharing hasil cupping score-nya melalui twit ini, sayangkan laman tersebut sudah tidak bisa diakses.
Varietas kopi yang cukup legendaris ini ditemukan pada tahun 1942 di Boma Plateau, Sudan Tenggara, wilayah yang dekat dengan perbatasan Ethiopia. Boma Plateau termasuk wilayah yang dianggap sebagai tempat kelahiran kopi jenis Arabika. Sudan Rume sebenarnya telah lama digunakan para plant breeders saat ingin menciptakan varietas tanaman kopi yang baru. Ini dikarenakan genetik varietas Sudan Rume memiliki kualitas yang sangat bagus. Sayangnya, hasil panen dari varietas ini tidak banyak, jarang sekali petani atau pemilik kebun kopi yang mau menanam varietas ini.
Source: http://nordiccoffeeculture.com
Banyak jenis tanaman kopi varietas baru seperti Castillo, Centroamericano, dan Kolombia yang menggunakan teknik hybrid dan menyilangkan Sudan Rume dengan varietas yang lebih sehat sehingga menghasilkan tanaman kopi yang tahan penyakit, menghasilkan panen yang banyak, menghasilkan cita rasa yang kompleks dan menyenangkan untuk dinikmati.
Salah satu produsen kopi yang menanam varietas ini secara konsisten adalah Granja La Esperanza (GLE) di Kolombia. Finca Las Margaritas, adalah salah satu wilayah yang dikelola oleh GLE, berada di luar kota Caicedonia dan berfungsi sebagai tempat uji penanaman varietas kopi baru yang berbeda. GLE juga menemukan bahwa iklim mikro di wilayah mereka cocok untuk varietas Sudan Rume. Pemeliharaan Sudan Rume pun lebih mudah dibandingkan Gesha, serta menghasilkan secangkir kopi dengan cita rasa kompleks seperti Gesha.
Seperti apa tasting notes dari varietas kopi ini? Intelligensia pernah mengeluarkan kopi ini di tahun 2014. Salah satu reviewer kopi[link 9] menjelaskan tasting notes yang smooth, hints of caramel dan butter. Sementara itu, La Cabra yang juga pernah mengeluarkan Sudan Rume, menuliskan tasting notes lemongrass, bergamot, dan jasmine.
Source: sprudge.com
Penasaran untuk coba? Kami juga! Semoga varietas kopi ini akan muncul lagi dan bisa dinikmati para Gordians dan pecinta kopi di Indonesia ya :)
Ingin mencoba piihan kopi-kopi langka yang lainnya? Silakan daftar Black Package bulan depan di sini ya!